Breaking News
Loading...
Sunday, May 5, 2013

Info Post
Cerita Dewasa 18 Tetangga Baru - Tetangga baruku, sepasang suami istri, baru pindah. Sebagai tetangga yang baik, aku berkunjung dan berkenalan dengan mereka. Pasangan itu menyenangkan. Suaminya, mas Bayu, yang kelihatannya jauh lebih tua dari istrinya, mbak Ana yang sepertinya sepantaran dengan aku. Keduanya ganteng dan cantik, jadi serasi kelihatannya walaupun beda umurnya jauh. Sebentar saja aku akrab dengan mereka, aku sering menemani mbak Ana kalo dia pergi belanja bulanan atau pergi ke mal untuk membeli pakaian dsb. Karena akrab dengan mbak Ana, otomatis akupun akrab dengan mas Bayu. Kami sering pergi ber 3 kalo liburan. mereka belum punya anak walaupun sudah hampir 2 tahun menikah. Suatu hari mbak Ana pulang ke rumah ortunya di kota lain. Tinggallah mas Arman sendiri di rumah, pembantu mereka hanya bekerja pagi sampai siang, kemudian pulang. Sore itu, aku meminjam motor mas Bayu untuk ke supermarket. mas Bayu nitip dibelikan keperluan dapur yang kurang. Sepulang dari supermarket, aku tidak langsung pulang tapi ikutan nonton dvd yang baru disewa mas Bayu.



“Nes, kamu bisa mijit, badanku pegel2 nih”, pinta mas Bayu. “Bisa mas dikit2 tapi ya tidak seahli tukang pijit beneran”, jawabku. “Emangnya ada tukang pijit boongan”, goda mas Bayu sambil mengajakku masuk kamarnya. Aku jadi menebak2 mas Bayu pengen dipijit atau mijit aku nih, tapi kuturuti ajakannya masuk kamarnya. Mas Bayu berbaring telungkup di ranjang dan aku mulai memijit kakinya, mulai dari telapak kaki sampai ke paha. Otot kaki dan pahanya keras, artinya mas Bayu cukup sering berolahraga. “Mas suka olahraga ya, ototnya kenceng gini”, kataku. “Iya Nes,

suka fitnes, mau ikutan?” tanyanya. “Boleh, kapan mas Bayu fitnes, Ines ikutan ya”, jawabku. Aku sengaja memijat bagian paha sebelah dalam, sekalian untuk ngetes mas Bayu punya udang dibalik bakwan gak. “ Aduh Nes enak tapi geli,” katanya setiap kali kusentuh paha sebelah dalam. Dia mengangkangkan pahanya dan sesekali kusenggol selangkangannya, terasa ada sesuatu yang keras didalamnya. Rupanya dia udah mulai terangsang dan ngaceng. Pijatan beralih ke pantat dan

punggungnya. Bagian ini masih tertutup celana pendek dan kaosnya. “Mas enaknya kaosnya dibuka deh supaya mijetnya bisa tuntas”, kataku dan dia langsung melepas kaosnya dan kembali telungkup. Punggungnya juga berotot. Pijatanku mulai dari bagian bahu. Aku mengambil posisi mengangkangi badannya. Setelah bahu dan punggung, kini pijatanku mengarah ke bongkahan pantatnya. Mulanya aku memijat dari luar celananya, tapi gak bisa tuntas. “Mas, celananya mengganggu nih”, kataku. “Dilepas aja ya Nes”, jawabnya sambil langsung melepas celana pendeknya. Sekelebat tampak k ontolnya menonjol sekali dibalik cdnya, kelihatannya besar dan

panjang dan sudah keras sekali. Dia kembali menelungkup. Pijatan mulai mengeksploitir bagian pantat dan pangkal paha. Jariku memijit belahan pantatnya dan hampir menyentuh biji pelernya. Mas Bayu sepertinya tidak perduli dengan jamahanku,. Selesai dengan pantatnya, aku minta dia telentang. Benar penglihatanku, k ontolnya besar dan panjang sampai kepalanya nongol dari bagian atas cdnya. “Ih mas Bayu, ngaceng ya”, katm manja sambil menduduki k ontolnya. Terasa sekali

k ontol itu mengganjal pantatku. Aku mulai lagi dari bahu, untuk melemaskan bagian itu. Perlahan-lahan lalu turun ke bawah kedadanya. Dia hanya tersenyum saja memandangi wajahku. “Kamu cantik sekali Nes”, katanya merayu, sepertinya dia sudah tidak bisa mengendalikan napsunya. Aku sengaja menggeser2 pantatku di k ontolnya. Pentilnya tampak mengeras, dan sesekali kupilin. Aku minta dia menarik nafas ketika kupilin pentilnya lalu pelan-pelan menghembuskannya. “Nes”, lenguhnya. “Kenapa mas, sakit ya pijitan Ines”. “Enggak sakit kok Nes, merinding semua badanku”.

Setelah puas memlintir pentilnya aku mulai turun ke perut. Perutnya kencang dan tidak berlemak, kepala k ontolnya yang nongol dari atas cdnya seakan mengundangku untuk meremasnya. Aku juga terangsang melihatnya. Aku lalu menekan bagian bawah perutnya untuk kosorong keatas. Dari perut aku mulai menelusur bawah sampai menyentuh kepala k ontolnya. Dia memejamkan mata

sementara aku terus memijit lembut dipangkal paha sampai keselangkangannya sambil sesekali menyenggol k ontolnya dengan menggosokkan punggung tangannya kek ontolnya. “Nes, kamu udah sering ngeliat k ontol ya”, katanya to the point. Aku kaget juga atas pertanyaannya. “Belum mas, baru pertama kali ini, besar ya”, kataku berbohong. “Kalau mau liat, turunin aja cd ku”, katanya lagi. Perlahan jari kuselipkan di karet cdnya dan menurunkan cdnya perlahan2 sampai lepas. Nongollah

k ontolnya yang berdiri tegak, besar dan panjang dengan bulu rambut yang lebat bersambung sampai kepusar dan dada. “Pegang” katanya singkat dan akupun menuruti sambil mengusap pelan-pelan. Tangannya mulai berkeliaran, membuka baju kaosku, bra kemudian celana pendek gombrangku. Tinggal CDku yang belum kulepas. Aku dibaringkannya dan kemudian dia melumat bibirku, dan terus menjilat sampai ke toketku yang besar dengan pentil yang merah coklat. Saat dia mengulum toketku, aku mulai menggelinjang apalagi jarinya mulai menerobos CDku dan dengan

lembut menggosok bibir n onokku. Aku bergetar sambil berdengus pendek “Uh..uuh..uuhh..”. CDku kemudian dilorotkan dan dibukanya pahaku lebar-lebar. Dia tertegun melihat bibir n onokku yang tipis memerah yang diselimuti jembut yang lebat. “Nes, jembut kamu lebat sekali ya. Pasti napsu kamu besar ya. Kamu pernah nge ntot Nes”, tanyanya. Aku diem saja karena sudah sangat terangsang akibat jilatannya diselangkangku. “Mas”, aku mendesah ketika lidahnya mulai

beroperasi ketengah-tengah n onoknya. Gerakan refleksku menarik paha keatas dan posisi yang kian membuka menambah leluasa lidahnya bekerja lebih dalam ken onoknya. Cairan n onokku mulai tumpah membuat dia tambah ganas, dan mulai menyedot keras i tilku. Ujung lidahnya bermain lincah, dalam, menelusuri menggesek permukaan dalam n onokku membuat aku tambah bergetar menahan rangsangan kenikmatan. “Uh..uuhh..uuuhhh..” eranganku tambah keras dan pahaku menjepit keras kepalanya dengan kaki yang melingkar kepunggungnya. Dia memutar tubuhnya

pelan sambil terus menyedot n onokku. Posisi 69, aku disuruhnya mengulum kepala k ontolnya yang besar itu. Lidahku mulai bermain diantara belahan kepala k ontolnya. Kami berpacu terus dengan posisi 69 sampai “maas…uuuuhhhh..”, badanku menggelinjang hebat sambil mengerang keras dengan suara tertahan karena kepala k ontolnya masih terbenam dalam mulutku. Aku dah nyampe dan kulepaskan k ontolnya dari mulutku.

Mas Bayu masih telentang dengan k ontolnya masih tegak karena belum tuntas. Dia menyuruhku naik keatas perutnya. “Mas, Ines belum pernah”, kataku berbohong lagi. “Ayo aku ajarin”, jawabnya. Dia berbaring dengan bantal 3 susun dipunggung dan kepalanya sambil menyuruh aku duduk diatas k ontolnya yang sengaja diposisikan kearah pusar. Aku duduk mengangkang dengan bibir n onok menempel dik ontolnya, aku mulai menggerakan pantatnya maju mundur perlahan. “Ah..nikmatnya Nes, aku masukin ya..”gumamnya sambil menahan kenikmatan karena goyangan pantatku. Beberapa saat kurasa cairan n onokku mulai mengalir membasahi k ontolnya, aku makin terangsang. Gesekanku makin menggila membuat aku tersentak-sentak saking nikmatnya. Dia mulai meremas2 toketku yang montok. “Isap ..mas” dan dia melengkungkan badannya berusaha mengulum toketku. “Uuuhhh..uuuuhhh.., terussss maas…”pintaku sambil bertambah cepat menggesek n onokku kek ontolnya. Lebih dari 15 menit kemudian aku mengerang tersendat kenikmatan. Dia tau aku akan nyampe lagi, “Ayo putar badanmu” dan secepatnya aku berbalik dengan n onokku menantang didepan mulutnya. Dia menarik pantatku dan lagi-lagi disedotnya bibir

n onokku sambil sesekali lidahnya dijulurkan mengilik i tilku. k ontolnya Ttrbenam lebih dari separuh dimulutku, kepalaku turun naik mengocok k ontolnya dalam mulutku. Erangan tertahan dan desahan kenikmatan mengiringi puncak permainan. Tiba-tiba aku menekan pantatku kuat-kuat kemulutnya sambil mendesah panjang dengan k ontolnya dimulutku …”Maas..ooohh”. Diapun demikian, dikepitnya kepalaku dengan kakinya …dan …creet..creet..creeettt… pejunya ngecret semuanya

dimulutku. “Mas, belum dimasukin udah nikmat gini ya, apalagi kalo dimasukin”, desahku. “Kamu mau dimasukin Nes, udah pernah belon, kayanya sih udah ya”, jawabnya. “Sama siapa Nes, tapi itu gak penting deh, gak usah dijawab”, katanya lagi. “Yang penting malem ini kita berbagi kenikmatan ya”. “Mas Ines laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. k ontolnya ngaceng lagi, kukocok2 k ontolnya pelan2. “Mas k ontolnya besar banget sih”. “Pernah ngerasain yang besar begini Nes”. “Belum, yang kecil juga belum kok”. Sepertinya dia tau bahwa aku kembali berbohong tapi dia tidak menanyakan lebih lanjut. Selesai mandi, aku memakai pakaianku kembali dan pulang dulu kerumahku untuk ganti pakaian dulu. Aku memakai kaos ellipsoidal merah dengan celana gombrang khaki. Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam.

Selesai makan malam, kita kembali kerumahnya lagi. Mas Bayu memutar blur biru. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di blur itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.

“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai

menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal ambition belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan n onoknya. n onokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan i tilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Ines, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat

kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya. k ontol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala k ontolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki k ontolnya yang lagi-lagi melipat kearah pusar dengan posisi

membelakangidia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk menggesekkan n onokku ke k ontolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku. Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan k ontolnya lepas dari jepitan bibir n onokku. k ontolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir

n onokku yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh k ontolnya yang tegang keras itu amblas kedalam n onokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Nes, sakit”, tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya n onokku kemasukan k ontolnya yang besar banget itu. n onokku berdenyut mencengkeram k ontolnya, giliran dia yang mendesis, “Nes, nikmat banget n onokmu, bisa ngemut k ontolku”. Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil

menggeser badannya keatas. Dengan pelan ditusukkannya k ontolnya ken onokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala k ontolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang n onokku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya k ontolnya pelan sehingga kian dalam memasuki n onokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh n onokku penuh terisi k ontolnya. n onokku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, “Nes, sudah basah gini masih sempit aja n onokmu,

nikmat banget deh, backbone terasa banget empotannya. Terus diempot ya Nes”. Dihunjamkannya lagi k ontolnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat, “Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Ines mas”. Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang mengalir dari n onokku. Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran daybed dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala k ontolnya ke bibir n onoknya beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala k ontolnya

mulai menekan dan menerobos masuk ke liang n onokku. Baru setengah k ontolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya. Kemudian dia mulai mengocok k ontolnya keluar masuk n onokku. Aku kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa k ontolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding n onokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian k ontolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya

cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua k ontolnya tertanam dalam n onokku, lalu dibuatnya gerakan memutar. Otomatis kepala k ontolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding n onokku. “uaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan… “uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami

berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe. Aku ditelantangkan diatas daybed dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir n onok ku sedikit membuka setelah disodok k ontolnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun k ontolnya kearah bibir

n onokku. “Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala k ontolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh k ontolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat. “Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat. Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. “Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Nes..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi

puncak kenikmatankua. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras k ontolnya ke n onokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, Otot-otot bibir n onokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas k ontolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret didalem n onokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Nes, puas sekali nge ntot denganmu..!” desahnya. “Kamu udah pengalaman ya Nes, ngeladenin lelaki”. Kami masih berpelukan sebentar dengan k ontolnya masih terbenam di n onokku, berciuman.

“Gimana rasanya Nes?.” tanyanya saat berdua dikamar mandi. “Mmmm..enak banget mas, k ontol mas kerasa sekali ngegesek n onok Ines, besar soalnya sampe n onok Ines sesek jadinya” jawabku sambil tersenyum. Kami saling membersihkan diri. Mas Bayu meremes2 toketku dan menggosok pelan n onokku, sedang aku mengocok2 k ontolnya yang sudah melemas. Selesai mandi, kami meneruskan nonton blur BF yang tadi distop karena sudah pengen maen, sambil berbaring di karpet ruang tengah dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengocok2 k ontolnya dengan cepat dan

keras, sebentar saja sudah ngaceng lagi. “Mas kuat banget ya, baru ngecret udah ngaceng lagi”, kataku. “Abis dikocok sama kamu sih, mau lagi ya Nes”. “Iya mas, Ines kepingin disodok k ontol mas lagi”. Ketika mengocok2 k ontolnya aku terangsang juga, n onokku sudah basah lagi, apalagi ketika ngocok k ontolnya, mas Bayu ngitik2 i tilku. Dia telentang dan aku menaiki tubuhnya. Dengan posisi setengah merayap, aku menjilati mulai dari bawah k ontolnya keatas, berputar sejenak di

celah kepala k ontolnya kemudian mulai dengan mengulum lembut sambil mulutku turun naik mengocok k ontolnya. “Ooohhhh…ooouuuhhh”, gilirannya bergumam tidak jelas. Puas mengocok k ontolnya dengan mulutku, aku langsung duduk diatas perutnya dan kuarahkan k ontolnya kebibir n onokku yang sudah basah. “Aaaahhhh…!” desahku sambil mencengkeram dadanya ketika k ontolnya amblas kedalam liang n onokku dengan mulus. Kocokan demi kocokan dipadu goyangan pantatku membuat kami berdua sama-sama merem melek dengan desahan-

desahan panjang berulang-ulang. Dengan k ontol yang masih menancap ketat pada n onokku, dia memintaku menurunkan badanku kebelakang sambil kedua tanganku bertopang kebelakang, dia menyodokkan pantatnya kedepan. Luar biasa…k ontolnya seolah-olah tertarik kalau pantatnya bergerak kebelakang dan seperti mau patah bila ia menyodok kedepan, terjepit rapat diantara bibir n onokku. Dengan kepala mendongak kebelakang kadang terangkat, aku makin gila menggoyang pantatku, “Uuuhhh…ngghhh..!”erangku tidak jelas. Cairan pelicin n onokku meleleh hangat sampai kebawah k ontolnya. “Hhuuu….huuuu…huuuuuu!” aku kian ganas dan seketika merubah gayaku, duduk diatas pangkal pahanya dengan k ontol tetap tertancap din onokku, hanya pantatku saja yang bergerak maju mundur dengan cepat. k ontolnya terasa berdenyut-denyut dicengkeram bibir n onokku. Bercampur aduk rasa nikmat yang kudapat dari permainan ini. “Maas….ngghhh..!” aku sudah mendekati puncaknya. “Remes toketku…mas!” pintaku sambil menarik tangannya.

Diremasnya toketku, kian kuat remasannya makin kuat sentakan pantatku dibarengi dengusan napasku yang memburu. “Aaaaaaahhhhhh..!” aku menyentak dengan histeris beberapa saat dan kemudian terdiam, roboh keatas badannya dengan jari tanganku mencengkeram kuat kedadanya menimbulkan merah goresan kuku yang panjang.

“Nikmat ya Nes”, katanya tersenyum melihat badanku yang terkulai lemas menindih tubuhnya. “Aku akan membuatmu lebih puas, sayang!”. “Ines capek…tapi..mas belum ngecret ya.!? kataku seraya beringsut turun dari atas badannya dan telentang pasrah. Mas Bayu mengambil handuk basah dan me lap bibir n onokku dengan lembut. Aku tersenyum sambil mengepitkan pahaku. Gantian aku membersihkan k ontolnya yang tetap ngacung dengan keras. Dia memelukku dan mulai menggeluti

tubuhku lagi. Bibirku dikulumnya dengan nafsu, turun kebawah dijilatinya pentilku. Aku menggelinjang pelan, dia meneruskan permainannya meraba bibir n onokku menyentuh i tilku dan digesek pelan. Kedua pahaku terbuka lagi dan untuk kedua kalinya n onokku basah. Dia gak bisamenguasai nafsunya lagi, dengan cepat berlutut diantara kedua pahaku dan mengatur posisi k ontolnya tepat diatas lubang n onokku, merendahkan badannya dan bleeesssss….k ontolnya langsung menerobos masuk liang n onokku. “Aaauuhhhh..!” aku melenguh panjang ketika dia menekan kuat dan mulai memainkan pantatnya turun naik. Saat serangan k ontolnya kian gencar,

mataku seakan tinggal putihnya kadang mendelik kadang terpejam dengan desisan panjang pendek. Sepertinya dia pingin benar-benar puas menikmati tubuhku setelah yakin walaupun badankua kecil imut-imut tapi punya kemampuan ngesex sangat tinggi. Diangkatnya kaki kiriku kebahunya dan badanku dimiringkan dengan kaki kanan tetap lurus. Liang n onokku seakan bertambah terbuka dengan posisi demikian. Dengan setengah berlutut, dimasukannya k ontolnya dalam-dalam keliang n onokku, dan dikocok keluar masuk dengan cepat. Uuhh..uuhh..uuhh..” aku mendesis berulang-ulang menahan serangan k ontolnya. Tangan kananku dengan gesit menggosok-gosok i tilku sambil k ontolnya tetap keluar masuk liang n onokku, membuat aku menjadi cheat dan keblingsatan. Kedua bongkahan toket kuremas-remas sendiri dan kepala sebentar-sebentar kuangkat dengan mulut kadang ternganga lebar kadang mendesis tertahan. Puas mengocok dengan posisi demikian, dia mengganti lagi posisi kami. Aku disuruhnya menelungkup dengan pantat sedikit nungging keatas dan paha sedikit mengangkang membuat bibir n onokku kelihatan merekah dan menantang. Dengan posisi jongkok digosok-gosokkannya kepala k ontolnya mulai

dari pantat sampai kebibir n onokku, tanganku bergerak cepat kebelakang memegang k ontolnya dan menuntun ketengah n onokku, “Ayo mas.” Sambil memegang pantatku, dia mendorong masuk k ontolnya masuk keliang n onokku. Dengan pelan kepala k ontolnya menerobos masuk. Begitu hampir setengah masuk, disentakkannya agak kuat dan…”blessss’..hampir seluruh k ontolnya tenggelam. “Haahh..!” aku menjerit tertahan dengan kepalaku terangkat. Dia mendiamkan sekian

detik untuk merasakan denyutan n onokku mencengkeram k ontolnya, baru kemudian dikocoknya maju mundur dengan pelan. Sembari mengocok, tangannya merayap dari belakang menggapai toketku dan mulai meremasnya. “Ooouuuhhh…oouuuhhh” aku mendesah berkali-kali ketika k ontolnya mulai membabibuta keluar masuk liang n onokku. Punggungku kadang melengkung kebawah kadang keatas dengan pantat bergoyang kiri kanan membuat dia keblingsatan dan makin kencang menggempur n onokku. Cairan n onokku makin banyak mengalir sampai-sampai turun membasahi biji pelernya. Aku merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat seakan

menjalar keseluruh syaraf ditubuhku. “Ssshhh..sssshhhh..!” aku mulai bergumam tak keruan mengiringi genjotannya yang tambah menggila. k ontolnya terasa makin keras dan membesar, pertanda dia sudah mulai mencapai puncak kenikmatan. Aku pun demikian kondisinya, badanku bergetar hebat dan tanganku menggapai karuan kiri kanan mencengkeram bantal karpet. “Huuuhhh…hhuuuhhhh..mas..!” aku bagai kesurupan. Dia mencabut k ontolnya dengan tiba-tiba, bergerak duduk diatas karpet sambil bersandar dikaki daybed dengan kaki menjulur lurus kedepan setengah terbuka. Aku disuruh duduk diatas pangkuannya dan ..blesss..n onokku menelan semua

k ontolnya dan tanpa diminta aku langsung menggenjot cepat. Kami berpelukan rapat, mulut saling berpagutan penuh nafsu, saling mengulum sementara pantatku bergerak histeris memburu puncak kenikmatan yang kian dekat. Aauuh maas …..aaaahhhhhhh…!” aku sudah hampir dipuncak surga dunia dan sesaat kemudian dia mendorong badanku terlentang. Sekali lagi, dengan sigap dia merubah posisi, tengkurap diatas tubuhku dan menggenjotkan k ontolnya sekuat-kuatnya ke n onokku. Bibir kami kembali saling mengulum sambil berpelukan. Kaki dan tanganku

merangkul ketat badannya menahan hentakan-hentakan pantatnya yang mendorong k ontolnya keluar masuk n onokku. Detik demi detik kami rangkuh kenikmatan itu bersama-sama….sampai akhirnya, “Aaaahhhhhhhh….!” aku mengerang panjang mencapai puncak dengan kuku jari tanganku menancap kuat kepunggungnya. “Aaauuuhhhh….Nes !” dia mendesah panjang, ditekannya kuat-kuat berulangkali pantatnya dengan cepat dan pada hunjaman terakhir….blesss….pangkal k ontolnya

dan bibir n onokku seakan jadi satu..dan sesaat kemudian..creetttt..crreeetttt… pejunya berhamburan keras memenuhi liang n onokku. “Ooohh..ooohhhh..!” aku menerima terjangannya yang terakhir berbarengan semburan pejunya yang terasa hangat di n onokku. Sungguh nikmat rasanya.

Berkali-kali kami melakukan itu sebelum kepulangan istrinya. Bahkan kami pernah melakukannya dalam mobilnya dipinggir jalan yang sepi dimalam hari. Buat variasi, katanya.
TAMAT...

0 comments:

Post a Comment

Leave Your Comments